Kamis, 06 November 2008

MENIRU HAYATAN OPICK MEMASUKI PINTU KEPENULISAN

Sutejo*

Pernah dengar nama ? Dia adalah penyanyi yang ngepop dengan tembang Tombo Ati dan di kalangan pecinta lagu, dia dikenal identik dengan lagu-lagu rohani. Di akhir 2006, di samping meluncurkan album Semesta Bertasbih, juga meluncurkan buku yang diterbitkan Hikmah Populer: Oase Spiritual dalam Senandung (2006).

Pengalaman apa yang dimiliki terkait dengan peluncuran dan penulisan buku itu? ”Dalam proses penulisan buku itu, ia mengaku tidak begitu banyak mengalami kesulitan besar,” akunya pada Matabaca. ”Yang ditulis, kata lagi, pendalaman pribadi. Sebagian besar yang saya tulis kupasan dan penghayatan saya pribadi atas lagu-lagu rohani dalam album Istighfar dan Semesta Bertasbih (hal. 50).

Apa yang luar biasa? Wah, jika Anda jeli maka akan gampang menemukan apa yang menonjol dari . Beberapa hal ini akan meluncur ke imajinasi Anda (a) bahwa menulis itu berkaitan dengan pengalaman pribadi, (b) bahwa menulisnya berkaitan dengan hobi dan profesinya sebagai penyanyi, (c) proses pendalaman, dan (d) ekspresi atas penghayatan pribadi atas lagu-lagu rohani yang ditulisnya. Realita ibarat sekeping uang dengan dua mata uang. Madonna pun menulis buku, bahkan tahun terakhir bikin heboh dan luar biasa. Seorang penyanyi sensual, montok, dan selalu bikin sensasi di bidangnya. Rooney, pemain bola itu juga menulis buku. Trainer-trainer yang bertebaran di Indonesia juga banyak menulis buku. Pemain basket Jordan juga menulis buku.

Hal itu, barangkali sebangun dengan realitas penulisan lain seperti bintang-bintang film kita yang menulis buku, macam Bella Saphira. Sebelumnya, kita begitu mengacumi penyanyi Dee yang justru tersohor di bidang kepenulisan dengan novel Supernova dan Akar yang luar biasa. Untuk ini, apa pun profesi Anda ternyata tidak tertutup kemungkinan untuk memasuki dunia kepenulisan ini. Persoalannya tentu masalah latihan, keberanian, dan tindakan.

Jika Anda jeli maka pengalaman dan penghayatan pribadi atas segala sesuatu dapat menjadi bahan kepenulisan yang luar biasa. Pengalaman ruhani AaGym, misalnya, banyak tertuang dalam buku-buku qalbu-nya. Gede Prama, dengan renungan spiritualnya, Rumah Kehidupan Penuh Keberuntungan (Gramedia, 2005) dan Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan: Mengelola Bencana menjadi Vitamin Jiwa (2006) adalah contoh dua buku hasil olah pengalaman pribadi penulis sebagai spiritualis. Dan kalau kemudian kita mencermati pengalaman , maka sesungguhnya, hal itu bukanlah sesuatu yang luar biasa. Karena menulis berkaitan dengan pengalaman pribadi.

Untuk inilah, maka jika Anda menginginkan membangun tower kepenulisan untuk masa depan hal pertama yang menarik direnungkan adalah pentingnya inventarisi intensif pengalaman pribadi. Dengan demikian, maka pengalaman pribadi yang menyatu, terhayati, dan bermakna akan melahirkan manfaat lain untuk pengembangan orang lain dan diri kita sendiri.

Pengalaman penghayatan ruhani dalam album Istighfar dan Semesta Bertasbih kemudian mengalir menjadi karya yang ekspresif. Buku, karena itu, memang semacam oase kehidupan yang setiap saat dapat mengalirkan air kehidupan yang menyegarkan. Artinya, apa pun pengalaman hidup kita –jika kita menjalani penuh kebermaknaan—akan menjadi jembatan lain menuju rumah kepenulisan. Istilah, Adi W Gunawan, dengan menulis akan mengantarkan pada jalan terobosan menuju dunia kemungkinan lain.

Mengapa tidak kita manfaatkan pengalaman demikian? Saya sering, berpesan pada para penulis pemula untuk istikomah dalam memiliki ATM. ATM yang satu ini, wah sungguh luar biasa, karena akan dapat dimanfaatkan untuk bekal apa pun, bidang apa pun, kapan pun, profesi apa pun, dan apa pun lainnya. ATM ini bukan ATM BNI, ATM BRI, atau ATM lainnya; tetapi sebuah kiat hidup yang luar biasa: Amati, Tirukan, dan Modifikasikan.

Pesan tersembunyilah kemudian (a) Amatilah pengalaman para penulis, termasuk ini, kemudian (b) tirukanlah yang dapat Anda tirukan, dan (c) Modifikasilah dengan penuh kreasi, hal berbeda yang tidak (belum) dilakukan orang lain. ATM ini, rasanya, dipergunakan apa pun bidang kehidupan akan mendatangkan pengalaman yang luar biasa. Karena ini, merupakan ruh kreativitas yang merupakan kunci penting sebuah keberhasilan.

Hal selanjutnya, yang menarik dicermati dari Opik adalah kecintaan atas sesuatu (hobi) ternyata membawa makna penting dalam perjalanan hidup. Hobi yang benar tentunya bukan bersifat konsumtif tetapi maknawi. Terus ada proses pemaknaan yang tak henti. Menggerakkan untuk berbuat dan berkarya. Komentator sepak bola tentunya berangkat dari hobi sepak bola. Penulis resensi film tentu berangkat juga dari kecintaannya pada film. Penulis esai seni biasanya juga memiliki hobi seni. Begitu seterusnya. Optimalisasi hobi sebagai sumber kehidupan adalah jalan kepenulisan tercepat. Untuk ini, jika Anda ingin mengawali kepenulisan secara cepat penting mempertimbangkan hobi hidup Anda sebagai lumbung kepenulisan.

Terakhir, bagaimanapun makna pendalaman dan penghayatan pribadi adalah proses unik dan spiritualis sifatnya. Karena itu, kunci lain dalam pemupukan kepenulisan sebagai diisyaratkan Opik adalah pentingnya pendalaman pribadi. Artinya, butuh peningkatan kompetensi di satu sisi dan intensifikasi pada sisi lainnya. Proses melewati perjalanan ini membutuhkan hal lain yang tak kalah penting: penghayatan. Dalam bahasa kepenulisan hal ini sering disebut dengan empati. Dunia menulis adalah dunia asah asih empati untuk menata dalam larik dan kata bermakna.

Dan, dalam ”rumah kepenulisan” Anda, hal ini menjadi penting untuk Anda renungkan, pikirkan, dan tirukan. ATM baru yang akan mencerahkan kehidupan Anda di masa depan. Tunggu apa lagi? Ingat kan, seorang TKW, yang sukses menulis buku Anda Luar Biasa (2007)? Menulislah, sekarang juga. Sebelum dan sesudah tidur, adalah waktu yang sangat berharga memasuki rumah kearifan kepenulisan (penghayatan dan pendalaman pribadi dalam bahasa Opik). Waktu-waktu yang mendekati gelombang Alfa dan Teta dari gelombang besar otak manusia yang siap menghinosis Anda.
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar